Waspadai Nyeri Punggung saat Bangkit Berdiri dan Berjalan
  • Kamis, 28 November 2019 - 13:06:16 WIB

Nyeri punggung adalah nyeri atau kekakuan yang dapat dirasakan di sepanjang tulang belakang, dari leher hingga ke tulang ekor. Nyeri ini dapat dirasakan lokal baik di leher maupun pinggang serta nyeri yang dapat menjalar dari daerah tulang belakang hingga ke kedua tangan atau kaki.  Nyeri punggung umumnya merupakan gejala dari berbagai jenis penyakit yang diderita.

Nyeri punggung dapat terjadi karena adanya otot yang tegang atau tertarik. Hal ini dapat dipicu oleh:

  1. Posisi tubuh yang salah saat mengangkat, membawa, menekan, atau menarik barang.
  2. Peregangan tubuh yang berlebihan.
  3. Posisi duduk yang tidak benar.
  4. Berkendara dalam waktu lama, atau dalam posisi membungkuk tanpa jeda.
  5. Gerakan yang dilakukan berulang-ulang.

Selain karena hal tersebut, nyeri punggung juga dapat terjadi akibat penjepitan saraf-saraf pada tulang belakang yang diakibatkan oleh :

  1. Cedera tulang dan bantalan tulang belakang. Bantalan tulang belakang merupakan tulang rawan yang membatasi setiap ruas tulang belakang. Bantalan ini dapat mengalami perubahan posisi, pembengkakan, atau kerusakan yang menyebabkan saraf tulang belakang terjepit dan menimbulkan nyeri.
  2. Kelainan struktur tulang belakang. Ruas-ruas tulang belakang dapat mengalami kelainan struktur yang dapat menimbulkan nyeri punggung. Contohnya adalah skoliosis dan penyempitan saluran saraf tulang belakang (stenosis spinal).
  3. Penipisan tulang belakang akibat osteoporosis. Osteoporosis dapat menyebabkan ruas-ruas tulang belakang menjadi lebih tipis dan rapuh, sehingga dapat menimbulkan patah tulang yang menyebabkan nyeri punggung.

Penjepitan Saraf Tulang Belakang atau Hernia Nucleus Pulposus (HNP)

Penekanan terhadap saraf punggung akan menimbulkan gejala khas nyeri punggung yang tidak kunjung sembuh (kronis) dan menjalar ke salah satu atau kedua paha/tungkai bawah. Gejala lainnya rasa kebas di telapak kaki dan menyebabkan gangguan berjalan. Beberapa penderita juga mengeluhkan rasa nyeri di punggung juga sering muncul jika harus berdiri dari posisi duduk dilantai/jongkok, sehingga menyebabkan mereka lebih memilih duduk menggunakan kursi untuk duduk.

Jika gangguan HNP dibiarkan maka secara progresif penekanan terhadap saraf akan semakin bertambah, sehingga keluhan yang dirasakan juga akan semakin bertambah berat seperti kelemahan salah satu/kedua tungkai hingga kelumpuhan. Saraf tulang belakang juga mempengaruhi fungsi saluran kemih, saluran pencernaan, dan mempersarafi organ reproduksi. Maka jika penekanan pada saraf tulang belakang semakin bertambah akan terjadi gangguan buang air kecil dan buang air besar. Dimulai dengan sulit buang air kecil maupun buang air besar, hingga akhirnya menjadi beser (keluar begitu saja, tanpa dapat ditahan/tidak terkontrol). Pada organ reproduksi terutama pada laki-laki dapat terjadi gangguan fungsi seksual, disfungsi ereksi.

 

Pemeriksaan untuk mendiagnosis Nyeri Punggung

Untuk mengetahui apakah nyeri punggung yang dialami akibat penjepitan saraf tulang belakang harus dilakukan beberapa pemeriksaan. Pertama dokter akan melakukan pemeriksaan fisik terlebih dahulu di ruang praktek. Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan beberapa hal:

-       Tes Laseque positif : terdapat rasa sakit/tahanan pada sudut <70° jika kaki diangkat lurus ke atas.

-       Tes Kerniq positif : terdapat rasa sakit/tahanan pada sudut <135° bila salah satu kaki diangkat seperti gambar berikut.

Setelah dilakukan pemeriksaan fisik maka diperlakukan pemeriksaan penunjang untuk mengkonfirmasi penjepitan saraf. Beberapa pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan, antara lain:

1.   X-ray merupakan pemeriksaan yang biasa dilakukan untuk melihat kondisi tulang belakang. Namun dengan pemeriksaan ini tidak dapat menilai kondisi otot, ligament, atau penonjolan tulang rawan (bulging disc) untuk melihat penjepitan saraf.

2.   Magnetic Resonance Imaging (MRI) dengan gelombang magnetik (bebas radiasi) dapat memberikan gambaran otot, ligament, bantalan tulang, saraf dan pembuluh darah. Dengan pemeriksaan ini dapat dinilai apakah terdapat infeksi, tumor, herniasi discus yang menekan saraf tulang belakang pada HNP sehingga menimbulkan rasa nyeri.

Penanganan Nyeri Punggung

Dalam menangani kasus nyeri pungggung harus dilakukan dengan benar, tepat dan serius. Jika tidak mendapatkan penanganan yang benar maka akan berakibat kelumpuhan pada kedua tungkai dan dapat terjadi gangguan buang air besar, buang air kecil, dan disfungsi seksualitas.

1. Terapi konservatif yakni terapi untuk menghilangkan rasa nyeri. Terapi ini dapat dengan menggunakan obat-obatan, pain intervention theraphy (Suntik penghilang nyeri) dan fisioterapi. Terapi ini dapat dilakukan pada kasus awal dimana gejala masih ringan atau herniasi masih minimal.

2. Terapi operatif yakni tindakan operasi untuk mengambil diskus yang menekan saraf. Tindakan operasi sebaiknya dilakukan sedini mungkin sebelum terjadi kematian saraf atau kelumpuhan anggota gerak. Beberapa tindakan yang dapat dilakukan seperti Laminectomy, Laminoplasty, Posterior Lumbar Interbody Fusion (PLIF), dan Percutaneus Endoscopy Lumbar Discectomy (PELD).


 

 

Other Articles