History Bedah Syaraf Indonesia
  • Selasa, 13 Desember 2016 - 10:33:12 WIB

Di Indonesia. Pelayanan bedah saraf dimulai pada tahun 1948 oleh Prof. C.H. Lenshoek, seorang ahli bedah saraf belanda kelahiran Semarang Jawa Tengah. Beliau membuat klinik dengan bantuan Palang Merah Belanda di Jl Raden Saleh No. 49 jakarta bernama Princes Margriet Hospital. Para spesialis bedah saraf dari perkumpulan bedah saraf Belanda secara sukarela selama 6 (enam) bulan melayani klinik Raden Saleh. Mereka ini adalah : Dr P. Hanraet, Dr. A.C. de Vet dari Wassenaar, Dr. Wiersma dari Rotterdam, Prof.Dr. Noordenbos dari Amsterdam, Dr. M.P.A.M de Groot dari Tilburg dan Prof.Dr.C.H. Lenshoek dari Amsterdam yang kemudian menjadi guru besar di Groningen. Tenaga spesialis yang terakhir yaitu Dr.P. Albert yang berkebangsaan Spanyol.

Pada tahun 1950, Klinik Raden Saleh dialihkan ke pemerintah Indonesia dan menjadi bagian dari RSCM/FK UI. Dr SK Handoyo adalah ahli bedah saraf indonesia pertama lulusan dari belanda yang melakukan pelayanan bedah saraf di klinik raden saleh. Lima tahun berikutnya 2 orang ahli bedah saraf indonesia datang dari pendidikan di belanda, Dr Soewadji Prawirohardjo dan Dr Basoeki dan ikut bekerja diklinik tersebut. Setelah beberapa tahun kemudian Dr SK Handoyo dan Dr Soewadji memberikan pelayanan di jakarta dan indonesia bagian barat sedangkan Dr Basoeki pindah dan memberikan pelayanan di FK Unair surabaya dan indonesia bagian timur.

Generasi berikutnya adalah Dr RM Padmosantjojo, seorang ahli bedah saraf lulusan belanda tahun 1969 yang mengembangkan pelayanan di RSCM/FK UI dan DR Med Iskarno, lulusan bedah sarat dari jerman barat yang mengembangkan pelayanan di RS Hasan Sadikin/FK Unpad Bandung.

Begitulah seterusnya ketiga senter pendidikan ini mendidik dan meluluskan para ahli bedah saraf di Indonesia. Pada tahun terakhir telah terbentuk senter pendidikan bedah saraf baru diantaranya di FK USU Medan dan FK UGM Yogyakarta.

 

Other Info