PERKEMBANGAN TEKNOLOGI UNTUK SARAF TERJEPIT
  • Rabu, 08 Februari 2017 - 09:39:16 WIB
By: dr. Ayu Wulandari

Seiring perkembangan ilmu kedokteran, dengan memanfaatkan teknologi maka untuk melakukan pengobatan dokter tidak perlu melakukan tindakan yang membutuhkan waktu lama dan luka yang besar. Dengan “Minimal Invasive Surgery” yakni teknik operasi dengan luka yang kecil, hanya memakan waktu yang relative lebih singkat dibanding teknik operasi besar. Teknik ini lebih aman, nyeri pasca tindakan minimal dan luka kecil maka penyembuhan lebih cepat.   

Sama halnya dengan penanganan saraf terjepit (hernia nucleus pulposus/HNP), saat ini sudah ada jalan keluar baik saraf terjepit di leher (cervical) maupun punggung (lumbal). Penyakit ini dapat disembuhkan dan kelumpuhan dapat dicegah jika penanganan segera dilakukan. Beberapa penanganan saraf terjepit yang dapat dilakukan antara lain:

A.    Terapi Konservatif

Terapi konservatif dilakukan pada kasus awal, dimana gejala masih ringan dan penekanan saraf minimal. Tujuannya untuk mengurangi rasa nyeri yang dirasakan oleh penderita.

·         Pain Interventional Therapy yakni tindakan mengurangi/menghilangkan rasa nyeri dengan melakukan pemberian obat langsung ke sumber rasa nyeri. Pada hakikatnya penderita nyeri tulang belakang akan mengkonsumsi obat penghilang rasa nyeri yang secara rutin dikonsumsi. Jika dirasakan tidak membaik maka penderita akan mengkonsumsi obat tersebut melebihi dosis yang dianjurkan oleh dokter. Dosis berlebihan ini dapat mengakibatkan terjadinya tukak lambung (ulkus peptikum) atau gangguan fungsi ginjal dan berakhir pada cuci darah.

Pain interventional therapy dosis obat yang diberikan minimal namun hasil yang diperoleh maksimal. Setelah tindakan dapat langsung pulang tidak perlu dirawat.

B.     Terapi Operatif

Jika dengan terapi konservatif  tidak ada perbaikan dan kondisi semakin memburuk maka tindakan operatif adalah pilihannya. Terapi operatif merupakan terapi definitif dari hernia nucleus pulposus.

1.      Terapi operatif pada penjepitan saraf leher (HNP Cervical) dapat dilakukan dengan Anterior Cervical Discectomy with Fussion (ACDF). ACDF merupakan tindakan pengambilan HNP yang akan membebaskan penekanan terhadap saraf pasien. Pemilihan tindakan ini sesuai dengan asal dari penekanan yang berada didepan (anterior) dari batang saraf (medula spinalis). Dengan demikian tindakan ini tidak mengganggu posisi perjalanan batang saraf, sehingga sangat aman dan sangat kecil resiko terjadi kelumpuhan maupun kelemahan tangan dan kaki. Dari hasil penelitian diperoleh hasil bahwa 92 – 100% tindakan ACDF berhasil menghilang rasa nyeri di tangan dan nyeri pada leher berkurang 73-83%.

2.      Terapi operatif pada penjepitan saraf punggung (HNP lumbal) dapat dilakukan tindakan Percutaneus Endoscopic Lumbar Discectomy (PELD) yakni tindakan pengambilan HNP yang akan membebaskan penekanan terhadap saraf pasien. Melalui suatu teknologi terbaru yaitu Endoscopy. Tindakan endoscopy ini akan menggunakan teropong dengan diameter 5-7mm. Sebuah teknologi baru di Indonesia (khususnya Medan) waktu pengerjaan + 1 jam. Sebuah penelitian dilakukan pada 479 pasien penderita HNP Lumbal yang dilakukan PELD menyebutkan 94% berhasil dan hanya 6% dibantu terapi konservatif dan keluhan hilang dalam 3-6 minggu.

Jika terjadi pergeseran tulang belakang sehingga menekan saraf punggung maka harus dilakukan tindakan Posterior Lumbar Interbody and Fussion.  Prinsip tindakan stabilisasi ini untuk mengembalikan posisi tulang belakang ke posisi semula. Tanda khas jika sudah terjadi perbeseran tulang belakang yakni penderita tidak sanggup berjalan jauh, bahkan hanya sanggup berjalan 1 meter saja. Hasil akhir dari tindakan operasi ini merangsang tulang belakang untuk tumbuh dan bersatu menjadi tulang yang utuh.

Gambar: http://six-ooninele.blogspot.co.id

(*Penulis merupakan Chief Medical Service di Neurosurgery Spine and Pain Clinic RS Adenin Adenan)

 

 

Other Articles