Penjepitan Saraf Cervical (HNP Cervical)
  • Jumat, 16 Desember 2016 - 16:14:04 WIB

Nyeri di leher/pundak dan vertigo/migraine yang tidak kunjung sembuh dapat diakibatkan adanya penjepitan saraf leher. Penjepitan saraf leher dapat menyerang siapa saja tidak memandang umur atau pekerjaan, pola hidup yang salah menjadi faktor resiko terpenting. Penggunaan gadget/smartphone dengan posisi yang salah, posisi computer/laptop yang terlalu rendah/tinggi, kebiaasaan menonton tv dengan posisi berbaring, dan faktor resiko lainnya.

Tulang Belakang (Spine)

Tulang belakang (vertebrae) manusia terdiri dari 5 bagian yakni cervical, thorakal, lumbal, sacral, dan coccigeal. Pada tulang belakang terdapat otot dan tulang rawan (discus) yang terdiri dari cincin (annulus fibrosus) dan intinya (nucleus pulposus). Kesemuanya membantu tulang belakang dalam melakukan gerakan dan menjaga kestabilan tubuh. Medula spinalis (spinal cord) yang merupakan saraf pusat lanjutan dari saraf pusat otak berjalan pada suatu lorong yang berjalan sepanjang tulang belakang. Lorong ini disebut kanalis spinalis, yang dibentuk oleh tulang belakang.

Cervical Spine

Cervical Spine adalah tulang belakang bagian cervical (leher) yang merupakan bagian teratas dari struktur tulang belakang dan terdiri atas tujuh ruas. Pada tulang belakang cervical terdapat perjalanan batang saraf atau medula spinalis yang merupakan bagian dari saraf pusat. Pada dewasa muda, normalnya medula spinalis berhenti hingga thoracal bawah dan persambungan thoracolumbal (thoracolumbal junction).

Saraf-saraf didalam medula spinalis berfungsi antara lain, memberi kekuatan, kemampuan merasa pada kedua tangan dan kaki. Lebih dari itu, saraf-saraf di medula spinalis berperan sentral dalam kemampuan mengkontrol berkemih dan buang air besar.

Hernia Nukleus Pulposus CERVICAL

Hernia Nukleus Pulposus (HNP) adalah suatu keadaan dimana terjadi penonjolan diskus intervertebralis ke arah posterior dan/atau lateral dalam kanalis vertebralis yang dapat menimbulkan penekanan/penyempitan radiks saraf-saraf dan penekanan medula spinalis dengan berakibat timbulnya gejala-gejala neurologis. Apabila penekanan terjadi pada bagian leher (cervical) maka disebut dengan Hernia Nukleus Pulposus Cervical.

Hal ini berhubungan dengan bertambahnya usia dalam suatu proses penuaan, maka diskus mengalami proses degenerasi, tulang-tulangnya tidak lagi memiliki kandungan air dan mineral yang cukup. Hal ini berakibat menurunnya tinggi badan dan membengkaknya diskus kearah kanalis spinalis. Penekanan diskus ke kanalis spinalis akan menekan saraf tulang belakang (medulla spinalis). Namun dengan aktivitas pekerja kantor yang sering berada didepan komputer dalam waktu yang lama dan aktifitas fisik yang kurang dapat menjadi faktor resiko terjadinya penekanan diskus ke medulla spinalis.

Faktor Resiko HNP Cervical

  •      Usia
  •      Posisi computer yang terlalu rendah atau tinggi
  •      Menggunakan gadget/smartphone dengan posisi yang salah selama berjam-jam
  •      Kebiasaan menonton tv sambil tiduran
  •      Pekerjaan mengangkat barang berat
  •      Posisi yang salah saat mengambil/mengangkat barang yang lebih tinggi posisinya
 
Cara mengetahui HNP Cervical
 
  • meningkatnya refleks pada lutut dan kaki, hal mana yang disebut juga sebagai hiperefleksia
  • perubahan cara berjalan, yang menggambarkan kekakuan gerakan hingga gangguan keseimbangan
  • hilangnya sensitifitas dari tangan dan/atau kaki, beberapa pasien mengalami kesulitan mengkancingkan baju atau kesulitan dalam merubah posisi kaki. 

Gejala Hernia Nukleus Pulposus Cervical

Pasien dengan Hernia Nukleus Pulposus Cervical merasakan nyeri pada leher atau lengan, kebanyakan dari pasien merasakan gangguan fungsi pada lengan dan kaki. Gejala yang timbul pada lengan antara lain kelemahan, keram dan kekakuan. Seringkali pasien mengeluh kesulitan mengkancingkan bajunya, memutar kunci atau membuka botol. Gejala yang timbul pada kaki, seperti kelemahan, kesulitan berjalan hingga sering terjatuh, dan bila berlanjut pasien harus menggunakan tongkat bila berjalan.

Gangguan berkemih diawali dengan kesulitan berkemih, air seni susah untuk dikeluarkan. Pada tahap lanjut, berkemih dan buang air besar menjadi beser, tidak dapat ditahan lagi.

Progresifitas dari perburukan gejala ini sangat bervariasi, dapat berjalan lambat dan secara bertahap, berjalan secara cepat dan stabil pada kondisi tertentu, atau berjalan secara cepat dan terus-menerus. Deteksi dini, sangat penting untuk menghambat progresifitas dari gejala.

Dokter anda akan mulai menanyakan keluhan, melakukan pemeriksaan klinis dan meminta beberapa pemeriksaan. Sebagai tambahan dari gejala-gejala yang anda sebutkan, maka pada pemeriksaan fisik akan menemukan beberapa hal, yaitu:

Temuan lain dari pemeriksaan fisik seperti, klonus (gerakan cepat dari tungkai, yang dirangsang dengan menggerakkan telapak kaki kearah atas), Tanda Babinski (mekarnya jari-jari kaki, ketika telapak kaki dirangsang dengan goresan dari tumit belakang kearah jari-jari), Tanda Hoffman (kontraksi dari ibu jari dan jari telunjuk setelah dilakukan penekanan pada kuku jari tengah). Satu dari beberapa temuan ini dapat mengarahkan dokter anda untuk mencurigai adanya gangguan pada medula spinalis. Pemeriksaan Magnetic Resonance Imaging (MRI) dapat menunjukkan detail dari penyempitan dan penekanan terhadap saraf dan medula spinalis.

Penatalaksanaan HNP Cervical                                                                                                                

Pengobatan HNP Cervical bergantung pada ringan beratnya gejala dan penekanan saraf dari hasil MRI. Pada kasus ringan dimana gejala yang dirasakan masih minimal dan terbukti dengan pemeriksaan MRI penekanan terhadap saraf dan medula spinalis sangat minimal, maka tindakan konservatiflah yang menjadi rekomendasi. Tetapi bilamana dirasakan nyeri yang semakin berat, terlebih lagi bila diikuti kelemahan anggota gerak, maka tindakan operasi adalah pilihan utama.

1.       Terapi Konservatif

a.       Terapi obat-obatan

Penggunaan obat-obatan bertujuan untuk mengurangi rasa sakit, dan mengurangi keluhan dari gejala-gejala lainnya. Obat-obatan tersebut harus dipakai sesuai dengan kebutuhannya. Mengkonsumsi obat yang berlebihan dapat menyebabkan efek-efek samping yang lebih berat, (kesulitan buang air besar, drowsiness) dan menyebabkan ketergantungan.

Obat-obat penghilang rasa sakit, disebut analgetika. Bila anda mengeluhkan nyeri berat yang terus-menerus, dokter anda akan meresepkan sejenis obat tambahan seperti obat anti peradangan seperti  non steroidal anti inflammatory drugs (NSAIDs). Kortikosteroid adalah sejenis obat anti inflamasi yang sangat kuat, dapat dikonsumsi secara oral atau injeksi. Obat ini memiliki efek samping yang lebih berat, terutama bila dikonsumsi dalam jangka waktu yang lama seperti iritasi/luka lambung, menurunkan kadar calcium dalam tulang dan mudah terjadi osteoporosis.

b.      Terapi non operatif

Terapi non operasi bertujuan untuk mengurangi nyeri dan meningkatkan fungsi yang terganggu. Program terapi ini dengan rehabilitasinya dapat membutuhkan waktu tiga bulan lebih.

Suatu terapi fisik yang dimulai dengan latihan stretching untuk mengembalikan fleksibilitas untuk mengencangkan otot leher, pundak, kedua lengan dan kaki. Anda akan diminta untuk melakukan stretching beberapa kali untuk menjaga fleksibilitas. Latihan jantung dengan sepeda statis, treadmill dan berenang dengan meningkatkan sirkulasi dari jantung ke seluruh tubuh, hingga membantu meringankan gejala-gejala myelopathy.

2.       Terapi Operatif

Jika pengobatan konservatif telah dilakukan namun gejala dirasakan semakin berat, terlebih lagi diikuti dengan kelemahan anggota gerak, maka tindakan operasi adalah pilihan utama. Tujuan dilakukan pembedahan untuk mengurangi tekanan pada radiks saraf untuk mengurangi nyeri dan mengubah defisit neurologik.

Beberapa tindakan pembedahan untuk HNP Cervical, antara lain:            

1.     Laminectomy yakni tindakan pembedahan pembebasan saraf terjepit dengan membuang keseluruhan lamina. 

1.       Anterior Cervical Discectomy and Fussion

Anterior Cervical Discectomy and Fussion (ACDF) merupakan tindakan pengambilan HNP yang akan membebaskan penekanan terhadap saraf pasien. Pemilihan tindakan ini sesuai dengan asal dari penekanan diskus yang berada didepan (anterior) dari batang saraf (medula spinalis). Dengan demikian tindakan ini tidak mengganggu posisi perjalanan batang saraf, sehingga Sangat Aman dan Tidak Membuat Kelumpuhan maupun kelemahan tangan dan kaki. Melalui suatu teknologi bedah mikro, seluruh tindakan dapat dimonitor hingga menyingkirkan kemungkinan terjadinya cedera pada saraf pasien.

Data sebuah RS yang secara khusus menangani kasus penjepitan saraf baik leher maupun punggung terdata 30 pasien HNP Cervical telah dilakukan tindakan ACDF sepanjang tahun 2015. Hasil akhir pasca tindakan ACDF dibagi berdasarkan 3 golongan. Excellent yaitu hasil akhir pasca tindakan ACDF baik sekali tanpa ada keluhan, Good yaitu hasil akhir pasca tindakan ACDF baik dengan keluhan minimal, Bad yaitu hasil akhir pasca tindakan tidak baik/mengalami kelumpuhan. Data menunjukkan tidak satupun atau 0% pasien mengalami kelumpuhan (Bad), sebanyak 73,3% pasien dengan hasil baik sekali tanpa ada keluhan (Excellent), dan 26,7% pasien memiliki hasil yang baik dengan keluhan minimal (Good).

Data diatas menunjukkan penjepitan saraf leher yang telah diatasi dengan benar memberikan hasil yang sangat baik. Gangguan aktifitas kehidupan sehari-hari yang sebelumnya membatasi, hilang sepenuhnya. Dengan adanya teknik ACDF ini maka para penderita penjepitan saraf leher menemukan solusi/jalan keluar atas penderitaannya selama ini tanpa perlu takut adanya “rumor negative” yang beredar dikalangan masyarakat saat ini. 

 "Healthy Spine Happy Life"

Written by: dr. Ayu Wulandari, 2016 

 

Other Articles